Siswa yang tergabung dalam Tim Riset LKTI SMAU BP Amanatul Ummah berhasil menciptakan baterai ramah lingkungan dengan memanfaatkan buah pinus sebagai bahan pengisi baterai.
Tim ini terdiri dari Rival Al Habsi, M. Fathin Saniy, Afgiansyah R.W, Dimas Putra Lesmana, dan M. Hammam. Mereka berhasil mengidentifikasi kandungan buah pinus yang berpotensi menjadi bahan pengganti karbon dalam baterai.
Ide inovatif ini berawal dari keprihatinan Rival Al Habsi, M. Fathin Saniy, dan Afgiansyah R.W, melihat ancaman pencemaran lingkungan yang serius dari limbah baterai konvensional. Sebab, di dalam baterai terdapat kandungan zat berbahaya.
"Ada cadmium yang bisa merusak sistem saraf dan mengakibatkan kelumpuhan, ini perlu ada penanganan yang serius," kata Rival selaku ketua kelompok tim ketika ditemui di Kantor SMAU BP Amanatul Ummah.
Kelima santri tahfidz itu pun memulai penelitiannya untuk membuat baterai yang lebih ramah lingkungan. Awalnya Rival, selaku ketua tim, mencoba mengaggas menggunakan serabut kelapa, namun setelah melakukan studi litelatur, hasilnya tidak begitu optimal jika dilihat dari segi faktor daya.
"Akhirnya kami mencari limbah organik lainnya yang memiliki kandungan zat katoda yang sama dengan serabut kelapa, kemudian kami melihat banyaknya limbah organik buah pinus bertebaran di hutan pinus sekitar pesantren," Ujar Rival yang juga telah menyelesaikan hafalan 30 Juz Al Qur’an.
Menurutnya, cara pemanfaatan buah pinus menjadi baterai ini cukup menjawab permasalahan krisis energi dan lingkungan serta berpotensi mengoptimalkan potensi hasil hutan. Sebab buah Pinus merkusii ini telah banyak di tanam dan dijadikan sebagai tanaman hutan produksi pada daerah Jawa yang hasilnya digunakan untuk kayu pertukangan, penghasil gondorukem (getah), dan penghasil korek api, namun belum ada satu pun pemanfaatan hasil hutan pinus menjadi baterai. sehingga buah pinus banyak yang terbuang dan berserakan di sekitar hutan.
Hingga akhirnya mereka berinisiatif mengembangkan bio baterai dari buah pinus. Langkah pertama mereka memulai mengumpulkan buah pinus di hutan pinus sekitar pondok, kemudian setelah mereka kumpulkan buah pinus, mereka panggang dan haluskan dengan menggunakan blender. Kemudian adonan pasta buah pinus direndam dengan larutan garam dengan perbandingan buah pinus terhadap garam yaitu 1:4, kemudian buah pinus yang sudah tercampur dengan larutan garam kemudian dimasukkan ke dalam rangkaian elektroda baterai.
Rival mengatakan, proses trial dan error pembuatan BITNUZ (Baterai dari buah pinus) memakan waktu sekitar satu bulan. Siswa yang berasal dari Indramayu, jawa Barat ini menambahkan bahwa, produknya masih harus disempurnakan sebelum diproduksi massal. "Sekarang masih dalam tahap penyempurnaan, kalau tegangan baterai pada umumnya standar 1,5 V, Bagong ini sudah mencapai 1,3 Volt untuk baterai C. Karya inovasi kami ini akan dikembangkan dengan riset lanjutan agar daya baterai dapat mencapai jangka waktu yang lebih lama seperti baterai pabrik," katanya.
Meski hasil karya inovasi terbilang baru, namun BITNUZ (Baterai dari buah pinus) karya mereka telah berhasil meraih penghargaan Gold Medal pada Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat internasional pada ajang World Invention, Competition, and Exhibition 2024 yang digelar di Mahsa University, Selangor, Malaysia. Seleksi lomba tersebut berjenjang, dari rahapan seleksi administrasi, seleksi full paper, dan tahap grand final hingga diumumlan sebagai pemenang pada 23 September 2024 lalu. "Alhamdulillah karya kami bersaing dengan karya dari berbagai pelajar antar negara yang mengikuti acara tersebut," Ucap Dimas, salah satu anggota tim..
Guru pembimbing lomba, Ahmad Sirajuddin, S,Kom, M.MT, mengatakan, bahwa santri juga harus bisa bersaing dan ikut berperan untuk berkontribusi dalam inovasi dan penemuan karya baru. “dalam hal ini, Rival Al Habsi, M. Fathin Saniy, Afgiansyah R.W, Dimas Putra Lesmana, dan M. Hammam kelimanya telah berhasil memanfaatkan sesuatu yang biasanya tidak dilirik menjadi hasil karya bermanfaat, selain dapat memanfaatkan limbah, karya mereka juga turut berkontribusi dalam mengurangi limbah B3 (Bahan Bahaya dan Beracun) pada baterai koemersial, sehingga BITNUZ (Baterai dari buah pinus) dapat menjadi baterai alternatif yang ramah lingkungan”, Ujarnya.
Pendaftaran santri baru SMAU BP Amanatul Ummah sudah dibuka. Segera daftarkan dirimu pada gelombang 1. Ikuti sosial media kami di Facebook, Instagram dan TikTok untuk mendapatkan informasi terbaru seputar SMAU BP Amanatul Ummah.