Ubah Limbah Kulit Pisang Jadi Sabun Cuci Tangan Anti-Bakteri, Siswi SMAU BP Berhasil Raih Penghargaan di Selangor, Malaysia

Metode project based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis projek pada penerapan Kurikulum Merdeka semakin banyak memunculkan inovasi-inovasi baru dari kalangan pelajar. Salah satunya adalah inovasi siswi SMAU BP Amanatul Ummah yang telah berhasil membuat sabun cuci tangan anti-bakteri dari bahan limbah kulit pisang sekaligus berhasil memenangkan kejuaran projek sains tingkat internasional yang diselenggarakan di Mahsa University, Selangor, Malaysia dengan peraihan penghargaan silver medal pada kategori environmental science


Kulit pisang kerap menjadi limbah yang dibuang begitu saja oleh masyarakat. Namun, di tangan Shynta Aurelia bersama rekan-rekannya, limbah kulit pisang diubah menjadi sabun cuci tangan yang memiliki banyak manfaat. Produk sabun yang diberi nama “Baneels Natural Soap” ini diharapkan dapat meningkatkan nilai guna dan nilai jual dari limbah kulit pisang.


“Manfaat Baneels Natural Soap ini cukup banyak, yang utama untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Selain itu Baneels juga mengandung antibiotik dan pektin yang bermanfaat untuk kesehatan kulit,,” jelas Shynta Aurelia


Menurut Shynta, ide awal pembuatan sabun dari kulit pisang ini bermula dari banyaknya limbah kulit pisang di daerah sekitar pesantren, utamanya di kecamatan Trawas, Mojokerto. Menurutnya, selama ini masyarakat biasa membuang begitu saja limbah kulit pisang dan menjadi tumpukan sampah tersendiri.


“Jika dibuang begitu saja kan akan menjadi limbah. Dengan memanfaatkan menjadi produk tertentu, limbah kulit pisang akan memiliki nilai jual dan nilai guna bagi masyarakat,” kata Shynta menambahkan.


Bahan-bahan tambahan yang digunakan untuk membuat Baneels Natural Soap yakni menggunakan bahan yang ramah lingkungan, seperti olive oil, minyak kelapa, dan juga beberapa bahan lainnya.


“Ya, kami menggunakan beberapa bahan yang ramah lingkungan, karena kami juga tidak ingin dampak dari Baneels Natural Soap ini mencemari lingkungan. Selain itu juga yang pasti bahan-bahan yang digunakan aman untuk kulit,” lanjut Shynta.


Menurut guru pembimbing lomba, Jundy, mengatakan bahwa banyaknya inovasi siswa-siswi SMAU BP Amanatul Ummah yang didukung dengan sistem pembelajaran project based learning (PBL) akan membangkitkan semangat berkarya ke depannya. “SMAU BP Amanatul Ummah sebagai Lembaga Pendidikan dengan program unggulan tahfidz akan terus memacu dan memfasilitasi apa saja yang diperlukan oleh para santri dalam berkarya dan berinovasi di samping mereka bersekolah dan menghafal Al Quran.” Jelas Jundy.


Komentar



PUBLISHED BY

Ahmad Sirajuddin, S.Kom, M.MT